Saturday, August 24, 2013

PROBIOTIK MENINGKATKAN HASIL PERIKANAN

posting-3---Probiotik-Meningkatkan-Hasil-Perikanan

Pilihan Agnes Cahyono memakai probiotik saat beternak lele pada awal 2009 tidak meleset. Agnes dapat memanen lele konsumsi 10 – 12 ekor/kg dalam waktu 40 hari. Waktu budidaya itu 10 – 15 hari lebih singkat ketimbang budidaya lele intensif tanpa probiotik: sekitar 60 – 70 hari.
Cara Agnes memanfaatkan probiotik relatif mudah. Perempuan 40 tahun itu memberikan setengah gelas per hari probiotik cair untuk 1.500 lele yang dipelihara di kolam terpal berukuran 3 m x 4 m miliknya di Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Agnes juga memberikan probiotik melalui pakan. Mula-mula ia merendam pelet apung selama 10 – 20 detik dalam larutan probiotik. Setelah ditiriskan beberapa saat, ia memberikannya kepada lele.

Dengan tambahan probiotik seperti itu, pertumbuhan lele lebih cepat. Selain itu pemberian probiotik membuat konversi pakan atau FCR turun menjadi sekitar 0,8 dari biasanya FCR 1,1. Artinya untuk menghasilkan 1 kg daging ia hanya perlu 0,8 kg pakan. Tak hanya itu, tingkat kelulusan hidup (SR) meningkat hingga 95%.
Nun di Demak, Jawa Tengah, Heru Eko Catur juga memakai probiotik untuk beternak lele sejak 2006. Di kolam berukuran 8m x 8m dengan padat tebar 150 ekor/m2 juara ke-3 lomba agribisnis lele tingkat nasional pada 2009 ini memakai 10 liter probiotik cair untuk 2 bulan masa budidaya. “Probiotik memperbaiki kualitas air di kolam yang selama ini kurang bagus,” katanya. Indikasi kualitas air buruk itu ditandai tingginya tingkat kematian lele yang mencapai 40%. Namun, setelah ketua kelompok Sari Mina ini memakai probiotik, tingkat kelulusan hidup melonjak mencapai 75 – 80%.
Meluas
Di berbagai daerah seperi di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, pemakaian probiotik kini tengah populer di kalangan pembudidaya ikan. Probiotik menjadi solusi untuk membantu meningkatkan produktivitas ikan budidaya. “Dari pengalaman, probiotik membuat panen lebih cepat dan tingkat kelulusan hidup tinggi,” kata Drajat, peternak lele di Indramayu, Jawa Barat.
Sejatinya probiotik adalah larutan berisi mikroba hidup yang menguntungkan bagi inang –dalam hal ini ikan budidaya. Mikroba itu antara lain bakteri asam laktat seperti Lactobacillus, Carnobacterium, beberapa kelompok Bacillus, dan Pseudomonas.
Seabrek keunggulan memang terdapat pada probiotik. Pada budidaya akuakultur, pemberian probiotik menekan perkembangan bakteri patogen di lingkungan perairan yang menurunkan produktivitas. Hasil riset di Thailand dan Jepang sejak 10 tahun silam membuktikan hal itu. Pemakaian probiotik pada budidaya nila Tilapia Nilotica menurunkan angka kematian ikan sebesar 5,2%. Hal itu diimbangi pula dengan peningkatan bobot tubuh sebesar 46,3% dari sebelumnya 9,6% pada budidaya intensif. Jadi wajar bila Agnes dan Heru Catur memanen lebih cepat.
Prof. Dr. Agus Irianto, MSc, PhD, guru besar mikrobiologi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman di Purwokerto mengungkapkan probiotik pada akuakultur besar manfaatnya. Kehadirannya bisa berperan antara lain sebagai imun untuk daya tahan, menghambat patogen, dan peningkatan nilai nutrisi melalui penyerapan maksimal. “Probiotik perlu dikembangkan dalam akuakultur karena menyangkut hidup orang banyak,” katanya.
Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, peneliti mikrobiologi di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB dan Dr. Ir. Triyanto, MSi, ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada menyampaikan hal senada. Mereka sepakat, probiotik kini penting pada budidaya akuakultur. “Probiotik dapat memperbaiki kondisi lingkungan lewat proses bioremediasi sehingga menguntungkan ikan budidaya,” ujar Triyanto.
Menurut Wagiran, ketua kelompok perikanan Trunojoyo di Kulonprogo, Yogyakarta, 90% peternak di Kulonprogo kini mengaplikasi probiotik, sejak 2 – 3 tahun lalu. “Karena manfaatnya besar, banyak peternak memakainya,” ujar Wagiran. Pemandangan sama juga tampak di Desa Wonosari, Kecamatan Bonang, Demak. “Seratus persen anggota kelompok saya memakai probiotik,” kata Heru Eko yang membawahi 25 peternak dengan kepemilikan lahan budidaya berkisar 1.000 – 3.000 m2 itu.
Perbaiki lingkungan
Produk yang ramah lingkungan memang menjadi isu penting terutama bagi komoditas bernilai ekspor seperti udang vannamei. Menurut Edy Majid dari Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo, Jawa Timur, sekitar 60% petambak di Desa Gelungan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo sejak 7 tahun lalu mengaplikasi probiotik. “Belakangan probiotik semakin populer setelah penggunaan antibiotik di udang dilarang karena meningkatkan residu berbahaya,” kata anggota staf bagian tambak multilokasi BBAP itu.
Dengan aplikasi probiotik selain lingkungan tambak menjadi baik, buntutnya tingkat kelulusan hidup udang melonjak 90% dari semula 75%. Hasil panen naik hingga 20 ton per ha. “Sementara tambahan biaya probiotik, hanya Rp 2.000 – Rp 2.500 per kg udang,” kata Habibur.
Sejauh ini belum muncul kendala pemakaian probiotik, selain harga yang cenderung meningkat seiring naiknya permintaan. Jadi, pantas bila peternak sapi atau ayam juga melirik probiotik. “Probiotik dapat meningkatkan penyerapan nutrisi pakan di tubuh,” kata Prof. Dr. Ir. Mohammad Winugroho, MSc, periset dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak) di Ciawi, Bogor. Dengan banyak manfaat yang diperoleh pantas bila kini probiotik menjadi pilar penting dalam budidaya ikan dan ternak. Agnes Cahyono dan Heru Eko Catur sudah membuktikannya.
Aplikasi BioTerra Premium Pada Perikanan
Melalui paparan di atas, jelas terlihat betapa pentingnya manfaat probiotik bagi perikanan. Sebagai produk probiotik yang kaya akan Lactobacillus dan Bifidobacterium, BioTerra juga dapat diaplikasikan pada perikanan. Untuk aplikasi pada perikanan, gunakan BioTerra Premium karena harganya yang paling terjangkau dan konsentrasi probiotiknya sudah memadai untuk budidaya ikan.
Sumber: Trubus

No comments:

Post a Comment