Monday, July 22, 2013

MENGATASI ADHD DAPAT MENGURANGI ANGKA KRIMINALITAS

Ada kemungkinan anak yang sangat nakal, sulit diatur, tak mudah diajak belajar, tak gampang dikontrol dan diarahkan, dan tidak bisa diam menderita attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Atau dalam bahasa yang lebih mudah, disebut anak hiperaktif.

ADHD merupakan suatu gangguan dalam peningkatan aktivitas motorik anak hingga mencapai jumlah yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak dapat duduk tenang, suka membuat keributan, tindakan dan emosionalnya meletup-letup, aktivitasnya pun berlebihan.


Anak hiperaktif berbeda dengan anak aktif. Kendati sama-sama mempunyai energi melimpah sehingga seolah tak pernah lelah, keduanya memiliki sejumlah ciri perbedaan yang cukup kentara. Anak aktif mudah fokus dan konsentrasi, jika sudah diarahkan cenderung menurut, melakukan sesuatu secara konstruktif dan mengikuti aturan permainan. Sedangkan anak hiperaktif sulit berkonsentrasi, memberontak saat diberi arahan, cenderung tidak mau mengikuti aturan permainan dan bertindak menurut kehendaknya sendiri.

Yang perlu diperhatikan adalah, ADHD yang tidak ditangani sedari dini berpotensi menyebabkan anak bertindak kriminal ketika dewasa.
Di Inggris, anak-anak yang didiagnosis mengidap ADHD mencapai 3 persen, dimana setengah darinya sering mengalami gangguan konsentrasi, keaktivan fisik yang berlebih, dan impulsif setelah dewasa. Dalam penelitian lebih lanjut, terlihat bahwa 7 sampai 40 persen dari orang yang terlibat kasus peradilan pidana di negara tersebut kemungkinan besar menderita ADHD dan gangguan serupa lainnya, kendati sebagian kasus ini tidak diakui keabsahannya secara resmi.

Di Swedia, Para peneliti dari Institut Karolinska mendata 25 ribu orang pengidap ADHD. Hasil penelitian terhadap mereka menunjukkan bahwa penderita ADHD berkemungkinan besar melakukan tindak kejahatan. Porsinya 37 persen laki-laki dan 15 persen perempuan.

New England Journal of Medicine pun mempublikasikan studi yang menemukan bahwa 32 sampai 41 persen penderita yang meminum obat-obatan khusus ADHD dapat mengurangi perilaku impulsif mereka. Mereka lebih bisa mengatur hidup daripada yang tidak berobat.

"Jika mereka menjalani pengobatan teratur, maka 30 sampai 40 persen penjahat yang menderita ADHD akan berkurang," tutur ahli dari Oxford University, Dr Seena Fazel, sebagaimana dikutip dari The Guardian. Ini artinya angka kejahatan di masyarakat dapat berkurang.

Namun psikiater dari UK Adult ADHD Network, Prof. Philip Asherson, yang tidak terlibat dalam penelitian menyarankan agar mereka yang menderita ADHD melakukan pengobatan dini karena keinginan pribadi, bukan karena paksaan. "Jangan memaksa mereka untuk berobat," jelasnya.

Temuan di Swedia ini berlaku untuk anak-anak di Inggris dan sebagian besar anak-anak di Eropa Barat.
Salah satu upaya pengobatan yang dapat ditempuh adalah dengan memberikan suplemen probiotik kepada anak penderita ADHD. Banyak perilaku yang terlihat pada anak-anak penderita ADHD diyakini merupakan akibat dari gangguan fungsi sistem saraf. Hal itu disebabkan karena ketidakimbangan flora hidup pada usus sehingga kerja saraf menjadi terganggu. Akibatnya, anak penderita ADHD mengalami kesulitan untuk mengungkapkan secara verbal rasa sakit, rasa cemas, rasa khawatir, dan rasa tidak nyamannya, sehingga mereka cenderung melakukan tindakan aktif yang berlebihan. Dengan demikian, ADHD dapat diatasi dengan mensuplai asupan probiotik (bakteri ramah) dan prebiotik (makanan bakteri ramah) ke dalam tubuh anak penderita. Probiotik berguna untuk menekan berbagai bakteri jahat dan spesies yang merugikan, sehingga kerja sistem saraf dapat dipulihkan, anak menjadi sehat dan merasa nyaman. Hal ini tentunya dapat mengurangi tindakan berlebihan mereka, dan untuk selanjutnya memperbaiki kerja sistem saraf bicara mereka.

Alhasil, anak yang tumbuh sehat dan nyaman, tidak merasa terancam, tidak cemas dan khawatir, memiliki kepercayaan diri yang cukup, berkemungkinan besar akan menjalani perilaku positif ketika dewasa. Lain halnya dengan anak yang merasa cemas dan tidak nyaman, serta kesulitan mengungkapkan kecemasan dan ketidaknyamanannya itu, berkemungkinan besar akan tumbuh dengan perilaku negatif ketika dewasa. Dengan demikian, mengatasi ADHD sedini mungkin dapat mengurangi angka kejahatan di masyarakat.

No comments:

Post a Comment